HADIAH PAHALA BAGI ORANG YANG DIHINA

Ketika Dihina Orang Lain



Tak perlu merasa terhina saat dihina orang lain, karena orang yang mudah menghina orang lain adalah bukan orang yang mulia. Jangan-jangan lebih hina dari orang yang sedang dihina. Lagi pula, Allah SWT dalam firmanNya mengatakan” Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain ( karena ) boleh jadi mereka ( yang diolok-olokan ) lebih baik dari mereka yang mengolok-olokan ” (QS Al Hujurot, 49:11).

Jelas sekali kan firmanNya itu. Jadi mengapa perlu bersedih atau sakit hati bila dihina orang lain ? EGP aja, Emangnya Gue Pikirin! Lagi pula hinaan itu ibarat kawah candradimuka, hati itu digodok sedemikian rupa, agar tak mudah goyah, tabah dan sabar. Jadilah ilalang yang diinjak-injak orang masih tetap hidup atau jadilah seperti baja yang makin di tempa, makin di palu makin kuat.

Kita sudah sama-sama mengetahui bahwa orang yang mulia sangat menghargai orang lain dan mudah memaafkan orang lain yang bersalah kepadanya. Jika terjadi sebalikknya itulah orang yang hina. Memang dalam kehidupan, orang begitu merasa sakit di hati bila mendapat penghinaan dari orang lain, sampai-sampai mungkin tidak bisa tidur karenanya, boleh jadi menimbulkan dendam yang membara hingga ada niat untuk membalas rasa sakit hati tersebut pada orang yang telah menghinannya.

Namun bila dihadapi dengan hati yang jernih, saat di hina, justru “alhamdulillah” karena saat itulah kita dapat mengetahui kualitas akhlak orang lain, saat itulah kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya orang yang sedang menghina itu. Dan jangan lupa, orang yang suka sekali menghina orang lain, sebenarnya sedang menghina dirinya sendiri, satu telunjuk dia arahkan pada orang lain, ke empat jarinya yang lain sedang mengarah pada dirinya sendiri.

Dan boleh jadi saat dihina kita segera dapat mengintropeksi diri, jangan-jangan kita memang pantas untuk dihina, karena kelakuan, perkataan atau perbuatan kita sendiri. Jika memang hinaan itu benar, kata “alhamdulillah”pun masih tepat, karena secara tidak langsung, orang yang sedang menghina itu telah menunjuki kesalahan kita.

Alhamdulillah, ada “konsultan” gratis yang tanpa diminta telah menunjukan kesalahan kita. Dengan demikian, kita akan segera memperbaiki diri. Nah bukankah hinaan itu membawa hikmah? Nah bukankah kalau kita mendapat hikmah, kita bersyukur? Sedangkan kata yang paling tepat untuk bersyukur adalah alhamdulillah.

Kata alhamdulillah kelihatanya sederhana, namun mengadung makna yang luar biasa. Bila saat dihina atau merasa dikucilkan saja sudah mampu mengucapkan alhmdulillah, apa lagi bila mendapat rejeki, pujian atau mendapat sesuatu yang baik, sudah sepantasnya kita mengucapkan kata “alhamdulillah”, segala puji bagi Allah, kita kembalikan pujian tersebut kepada Allah SWT yang paling berhak untuk dipuja dan dipuji karena Dia memang Maha Terpuji dan tak ada kata yang mampu mengatasi pujian untukNya yang datang dari diriNya sendiri, kecuali kata: “ alhamdulillah”. Selengkapnya.. http://ayo.dakwah.in/1HajioP

Sumber :
Kisah Hikmah (james wink) http://ayo.dakwah.in/1HajioP

@alhikmahjkt
Berdakwah @ LINE
www.berdakwah.net
0 Responses